1

seberapa inginkah kamu menonton Laskar Pelangi?


Jujur nomor 1
Saya memang paling tidak bisa terikat secara emosional dengan sesuatu yang sedang trend.
Mengutip kata Vero, saat kita (saya dan Puput) makan bubur ayam di Ropita deket Saint Anne dan Vero cuma minum teh manis anget, `so Taurian` itu kata Vero. Standar penyakitnya orang berasi-bintang Taurus, kalo bisa beda-ngapain harus sama.
So... cha, you better the look up the Taurian things that runs in your blood HAHAHA...
Dan seperti statement saya diatas, maka tolong jangan salahkan saya yang tidak mau membaca Harry Potter disaat dia sedang getol dibaca oleh banyak orang :-P Begitu juga dengan Tetralogi Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata (GILE!! Nulis namanya aja bikin bergetarrrr). Bunda Wenny sudah berkali meributkan Novel ini, juga begitu seringnya saya liat buku ini rak #1 best seller of the weeknya Gramedia Matraman. Jadi pattern yang paling umum pada diri saya adalah, semakin best seller, semakin males bacanya.. huehehehe..

Bagaimana dengan filmnya?
Oke.. jujur nomor 2, sub jujur nomor 1
Salah satu alasan menghindari membaca Laskar Pelangi adalah, karena saya keburu mendengar desas desus novel ini akan diadaptasi menjadi sebuah film. Jadi demi menghindari sakit hati yang tidak jelas, yang pernah saya idap sewaktu menonton Ayat-ayat Cinta, maka saya semakin mantap untuk TIDAK membaca Laskar Pelangi. Mending nonton filmnya dulu deh…
Jujur nomor 2, sub jujur nomor 2
Laskar Pelangi The Movie, ternyata menggelitik awal impian saya dikelas 2 SMU dulu…. Disaat saya terkesima secara berlebihan dengan Petualangan Sherina… (sub jujur nomor 2, hanya untuk dibahas sampai disini)

Jujur nomor 2, sub jujur nomor 3
Saya sudah ingin membaca novelnya, then for God’s Sake, lets watch the movie, in order to read the book!!!! (huh kemakan sama taurianista sendiri nih!)..

Maka akhirnya saya dan Icha memutuskan menonton di hari pertama film itu screening, tidak tahu pasti apa motivasi Icha setuju nonton dihari pertama… kemungkinan itu ada hubungannya dengan efektifitas jadwal dia hari itu… Kursus CCF sore sampai malam hari, lalu berlanjut dengan nonton… efektif, 2 kegiatan di satu hari, secara PP Cireundeu-Salemba-SetiabudiOne-Cireundeu..
Puput sendiri sudah pulang ke Karanganyar tercintanya, beberapa hari sebelumnya.
Tapi insiden demi insiden terjadi dari sore sampai dengan malam… membuat saya dan icha lambat beranjak dari tempat kost. Insiden tersebut kurang lebihnya adalah, insiden enaknya pijetan mbak2 di D’Maroon yang membuat saya ingin menambah treatment hari itu dengan hair spa rasa mocca (seriously!! Mocca taste in my hair!!). Insiden membeli paket makanan di KFC yang kurang lebihnya berisi 2 ayam Original Recipee , 1 nasi dan Pepsi Cola uk. Medium. Insiden selanjutnya Icha yang juga ingin makan, setelah melihat kotak biru take awaynya KFC, akhirnya kita share paket ayam KFC. Akibatnya terjadi insiden berikutnya… perut yang mulai terisi… efeknya jadi lebih malas.. Setelah berjuag melawan problem-problem internal tersebut, kita akhirnya ada di Kopaja P.20, dengan semangat membara, mata dipicingkan,seolah mencari sisi lemah musuh, lengan baju yang tersingsing rapih, panah ditangan kanan, keris ditangan kiri (LHO!!)..
Namun apa yang terjadi… ketika mendatangin loket pembelian karcis, saya shock!! Hanya 1 bangku yang baru dipesan!! Yippiiee!! Saya antusias minta bangku yang paling tengah, jalur bangku paling nyaman untuk menonton… Tapi lalu bisikan suara Icha, membuat saya jengkel, jengkel karena dia membangunkan saya dari ketidaksadaran yang menyenangkan barusan, “Tik, itu bangku yang banyak kan warnanya merah, ud abis, tinggal 1 bangku aja yg ada”

Finally, kita berdua end up di tempat makan yang judulnya `something` platters, makan cheese `something` sandwich yang besar porsinya minta ampun, chicken croquet, dan minum semacam mocca dan chocolate float.. yah kebiasaan restoran yang kurang pede sama nama resepnya sendiri kan seperti itu, cenderung memberika nama yang aneh.Well, we are stress, and eat much we do.. hahaha

Next day, semuanya harus berjalan lancer, saya setuju untuk datang duluan dalam rangka mengantri tiket, daaannn… Thank God for Mandiri Debet!! Yes… paketan buy one get one itu memang lumayan jenius ;-)
Akhirnya kita setuju untuk nonton jam 12.45. Bingung nungguin Icha dating dan mbak2 berterusan merah (plis deh, di setiap 21 model bajunya ga beda) mempersilahkan untuk masuk studio, akhirnya saya cuma bisa anteng baca national geographic yang sengaja dibeli sebelumnya. Anak-anak ABG berseliweran… dengan kamera di handphonenya, mereka ngerasa semua spot di 21 adalah ajang narsis mereka (caution: menurut Lili, keponakan saya, pengertian ajang narsis adalah ajang memfoto diri sendiri, biasanya menggunakan kamera HP, dengan posisi top angle, muka subjek dibuat miring, dengan tidak lupa senyum seimut mungkin-menurut mereka. Dengan harapan gambar yang diperoleh lebih focus ke sisi mata subjek, atau sisi-sisi muka lain yang menjadi andalan mereka, there you go Li!! Ampun dah!). Finally mba-mba terusan merah sudah berdiri manis didepan pintu.
Saya SMS Icha, dia minta saya untuk masuk duluan (Ya iyalah!!! Uda cape ngantri kok harus ktinggalan opening!). 5 menit menjelang waktu yang tertulis di tiket… saya masuk studio. Aneh, super aneh, saya merasa deg-degan… perjalanan dari bangku tunggu ke pintu studio, serasa seperti slow motion, saya masih ingat di seberang 21 ada bapak usia 40 tahunan, eksekutif muda yang sedang fitness, dia sibuk membenarkan ear phone iPodnya. 4 God`s Sake, seperti janjian sama seseorang rasanya.. atau mungkin tidak… maaf, never been seriously dating.. hehehe.. Kemungkinan hal tersebut adalah akumulasi rasa bahagia. Seperti rasa bahagia kita disaat malam takbiran.
Akhirnya saya masuk studio, yup the slow-mo thing are still exist. Setelah promo `Kutunggu Jandamu yang tiketnya dapat diperoleh lewat M-tix ( dewi persik emang kita2 tunggu banget, sampe kita butuh ngantri super panjang untuk membeli tiketnya), dan beberapa iklan lain maka film dimulai.
Saya menangis, bahkan di scene opening, saat karakter diperkenalkan.. terus berlanjut sampai berakhirnya film. Apakah ini terjadi karena terhanyut dengan filmnya? Kurang tahu juga, yang pasti kali kedua saya nonton film ini (dan ingin terus nonton ;-P), saya tidak menangis lagi, terharu kecil-kecil iya, tapi menangis tidak. Kemungkinan besar itu adalah euphoria saya. Atau rasa lega, coz I`ll read the book, finally!
Begitulah… saya terjebak dengan taurianista saya…
Filmnya seperti apa? Biarlah Puput yang akan menulisnya, dia kan punya tanggung jawab profesi untuk itu haha!!
YIPPIEE!!! Malam ini saya sudah bisa membaca bukunya!!

Hints: Icha terlambat sekitar 20 menit setelah film dimulai, konon kabarnya di hari Jumat itu, jalur busway diserobot begitu saja tanpa ampun oleh mobil-mobil pribadi.

So Guyz ayo kita... Menangislah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surga
-AKar-

1 comments:

Anonymous said...

ehhh.. beneran jalur busway emang di serobot mobil2 tidak bertanggung jwb (defance)... ahh gw mo ntn lagy keabisan Tiket... tapi emang bener kok.. Taurian biasanya pgn lain dari yg lain... males klo udah banyak yg menggandrungi... kayak ayat2 cinta... males gw nontonnya karena sampe ibu2 pengajian aja nonton... mendingan nonton di TV (dan kejadian emang udah tayang di SCTV td mlm, walaupun ketinggalan juga nontonnya) hihihihi... coba MiLes liat.. kayak punya Vero, di noticed sama dia ;p

Note : gw suka Harry Potter sebelum orang2 tau ada novel Harry Potter.. karena sebenarnya gw suka sama JK.Rowling-nya. Gw tau JK 1,5 tahun sblm Novel HP muncul (krn 1,5 thn yg lalu gw baca koran ttg JK. Rowling... dan gw langung bertekad untuk tau novelnya seperti apa... ;p)